Senin, 17 Maret 2008

KAMUS ISLAMOLOGI

SAYA SELAMA SETAHUN MENYUSUN SEBUAH KAMUS DENGAN JUDUL KAMUS ISLAMOLOGI. SILAHKAN PEMBACA BLOG INI CARI ADAKAH KAMUS "LENGKAP" ISLAMOLOGI YANG TELAH BEREDAR... KAMUS INI SUDAH SELESAI SAYA SUSUN DARI A-Z PALING TIDAK MEMAKAN 500 DENGAN FRONT 10 GARAMON....
NAH.... JIKA ANDA BERMINAT MEMPELAJARI ISLAM, TAURAT DAN MASALAH YAHUDI DAN KRISTEN.... ATAU MASALAH TAFSIR, ulumul AL QURAN, HADIS, ISTILAH USHUL FIKIH DSBNYA... ANDA DAPAT MEMPEROLEHNYA DARI KAMUS CIPTAAN SAYA INI (SAYANG BELUM DITERBITKAN... HAYOO, SIAPA YANG MAU MENERBITKANNYA.

Dibawah ini hanya contoh pada halaman pertama abjad: A.

A
Aabil: enggan, yang menolak. Salah satu makhluk Tuhan yang enggan atau menolak perintah Allah adalah Iblis laknatullah. Allah berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS 2: 34)”
Aabi: orang yang beternak unta dengan baik/tekun. Allah berfirman: “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). (QS 22:36)”.
Unta adalah salah satu hewan ternak yang halal untuk dikonsumsi. Ketika masih berlaku budaya jahiliyah pra Islam terdapat kepercayaan dikaitkan dengan unta dan domba, sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya: Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS 5: 103)”
Ibnu Abbas, Mujahid, adh-Dhahhak, Qatadah: dan lain-lain bahwa yang dicela dalam ayat ini ialah kepercayaan dan adat Arab Jahiliyah sehubungan dengan apa yang disebut bahira, saiibah, washillah dan Haam yang disinggung dalam QS 5:103 di atas.
1) Bahiira: unta betina yang telah beranak lima kali, dibelah telinganya; 2) Saaidah: Unta betina yang telah dilepas karena nazar ; 3) Washiilah: Domba yang melahirkan kembar jantan dan betina anak yang jantan disebut washilah; 4) Haam: Unta betina yang tidak boleh diganggu karena telah melahirkan 10 kali anak betina.
Aabiq: orang yang melarikan diri. Allah berfirman: “Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja". (QS 33:16).
Dalam istilah Barat melarikan diri dari peperangan (medan perang) disebut Deserter. Islam mengharamkan umat Islam melarikan diri dari medan perang, apalagi jika sedang hebat-hebatnya bertempur.
Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). (QS 8:15)”.
Melarikan diri dari medan perang menurut sabda Rasul SAW adalah salah satu dari tujuh dosa besar (sab’il mubiqat), yaitu: 1) Syirik; 2) Durhaka kepada kedua orang tua; 3) Mempercayai Sihir; 4) Menuduh perempuan baik-baik berzina; 5) Bersaksi palsu/dusta; 6) Mempercayai dukun/tukang tenung; 7) Melarikan diri dari medan perang.
Aad: kaum Aad: adalah umat Nabi Hud as yang durhaka kepada Nabi Hud as dan Allah SWT sehingga diazab oleh Allah SWT. Kaum Aad yang berdiam di Iram, adalah kaum pertama yang mula-mula menyembah berhala setelah peristiwa banjir dan taufan Nabi Nuh. Mereka disebut juga kaum Aad yang pertama, yang mula-mula menyembah tiga berhala sama seperti nenek moyang mereka dari kaum Nuh. Ketiga berhala yang disembah kaum Aad di Iram adalah: 1) Shada’, 2) Shamuda; dan 3) Harra.
Sejarahwan mengatakan Suku Aad ada yang berdiam di suatu daerah yang bernama asy-Syihr, tepatnya di Hadramaut, Yaman, kuburan nabi Hud as masih ada di daerah ini. Kaum ini adalah keturunan dari Sam bin Nuh dan biasa mendiami negeri bukit berpasir/ bergelombang (Ahqaaf) yang terletak antara Umman dan Hadramaut. Sekarang tempat itu tidak didiami lagi oleh manusia.

Dalam Al Quran Allah berfirman: “Dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar".(QS 46:21). Baca QS 29:38), QS 9:70; QS 54:18. dll.
Aadiyaat (al): Nama surah ke-100 dalam Al Quran. Surah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah surah Al'Ashr. Nama Al 'Aadiyaat diambil dari kata Al 'Aadiyaat yang terdapat pada ayat pertama surah ini, artinya yang berlari kencang.
Pokok-pokok isinya ancaman Alllah SWT. kepada manusia yang ingkar dan yang sangat mencintai harta benda bahwa mereka akan mendapat balasan yang setimpal di kala mereka dibangkitkan dari kubur dan di kala isi dada mereka ditampakkan.
Aali (al): sedikit para perawi sanadnya jika dibandingkan dengan sanad lain yang karenanya khabar dikembalikan kepada jumlah yang banyak sanadnya (istilah hadis).
Aam: umum; kata yang mengandung beberapa arti/pengertian (Ilmu Tafsir).
Aamin: Sebuah kata untuk menutup doa dan setelah membaca surah Al Fatihah ketika shalat, yang secara bahasa berarti: Kabulkanlah ya Allah.
Aamul khuzni: tahun kesedihan/kesusahan, yakni pada tahun ke-10 dari masa kenabian Muhammad SAW, ketika itu paman Rasul SAW yang bernama Abi Thalib dan isteri beliau Khadijah (dua orang yang dicintai Rasul SAW) wafat.
A’anaq: adalah bentuk jamak dari unuq yaitu leher. Yang dimaksud adalah totalitas dari mereka. Kata leher digunakan menunjuk makna, karena ketundukan kepada yang menandakan ketaatan adalah dengan menggerakkan leher. Ada juga syang memahami kata a’naq dalam arti kelompok-kelompok atau dalam arti pemimpin-pemimpin mereka.
Aazifah (al): Hari yang telah dekat, yakni salah satu sebutan untuk hari kiamat,. Allah SWT berfirman: “Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setiap seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya. (QS 40:18)”
Aba’ah: jubah panjang dari bulu kasar biasa dipakai oleh para pertapa penganut tasawuf.
Aba’ahum: nenek moyang mereka. Allah berfirman: “Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu (QS 11:109)”
Ababqaban: adalah bentuk jamak dari kata huqb atau huqub dengan sukun pada huruf ha atau dhammah. Ia digunakan untuk menunjuk masa yang berkepanjangan tetapi tanpa ditentukan masanya. Berbeda dengan kata abad yang dipahami oleh pengguna bahasa Indonesia dan sebagian pengguna bahasa Arab dalam arti masa yang panjang.
Ababil: sejenis burung berwarna hitam yang datang dari arah laut secara berkelompok. Burung ini melempari batu kepada tentara Abrahah yang hendak menghancurkan Ka’bah. Allah berfirman: “dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong; yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, (QS 105:3-4).
Abad: 1) Kata sifat dari bahasa Persia yang berarti didiami atau ditanami yang biasa dipakai untuk memberikan sifat nama-nama tempat dan kota khususnya di India seperti Ahmad Abad dan Haidar Abad. 2) Tempo 100 tahun, milinium:1000 tahun (10 abad). Allah berfirman: “mereka tinggal di dalamnya (neraka Jahanam) berabad-abad lamanya, (QS 78:23).


BERSAMBUNG ......

Tidak ada komentar: