Rabu, 26 Maret 2008

BACALAH DENGAN MENYEBUT NAMA TUHANMU

1. Bacalah... Fenomena Alam Ini!

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, . Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (QS 96 [Al 'Alaq]: 3-4)

Penggalan ayat Al Quran yang diwahyukan kepada kekasih-Nya Muhammad di Gua Hira di atas, seakan menyentak kita sebagai umat manusia! Baik yang durhaka maupun yang taat menghamba kepada Tuhan sang Maha Pencipta, Tuhan yang Maha Bijaksana.

Renungkanlah!

Betapa Allah SWT menurunkan perintah membaca untuk yang pertama kalinya kepada umat manusia. Jelaslah ada pesan yang ingin disampaikan Sang Maha Kuasa kepada umat manusia bahwa membaca itu sangat penting dilakukan oleh umat manusia sama ada ia beriman atau pun kafir pasti mengakui hal ini, benar bukan? Tapi adakah kitab suci selain Al Quran yang secara jelas dan tegas, bahkan pada ayat pertama kali turun kepada nabi-Nya dengan perintah BACALAH!! JIka kamu hendak sukses bacalah!!!

Tentu saja hal itu sudah terbukti. Bagaimana tidak sejumlah tokoh dunia termasyur dimanapun mengakui kesuksesannya disebabkan karena membaca Sebut saja Muhammad Natsir Hamka Presiden pertama RI Soekarno atau tokoh dunia lainnya seperti Perdana Menteri Inggris Margareth Teacher , hingga alamrhum Buya Hamka.

Lalu pertanyaannya adalah, Bagaimana menerapkan budaya membaca di tengah-tengah keluarga terutama anak-anak ?

Diperlukan suatu motivasi dan upaya-upaya menumbuhkan budaya membaca, buka saja di sekolah tetapi juga di rumah. Ketidak gemaran membaca bangsa kta disinyalir menjadi biang rendahnya sumber daya manusia. Bukankah membaca itu pelita hati, bukankah membaca penerang hati dan bukankah membaca penambah wawasan diri.

Dengan membaca, kita dapat memetik pengalaman orang lain, mengtahui dunia lain, dan menambah pengetahuan lain secara murah, praktis dan mengasikkan.

Bacalah dengan nama Tuhanmu demikian ayat pertama yang turun dari Allah SWT kepada Muhammad SAW. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kebiasaan membaca bagi umat manusia. Untuk menumbuhkan minat baca, kita dapat memetik pengalaman H. Sampurno, MBA Kepala Badan POM salah satu tokoh yang mampu meraih kesuksesan lewat membaca menyatakan kebiasaan membaca harus diterapkan orang tua kepada anak-anak sejak usia dini.

Menurut H. Sampurno awalnya membiasakan diri membaca sangat sulit dilakukan namun setelah terbiasa kebiasaan membaca itu menjadi kebutuhan Tetapi membaca bisa menjadi kebutuhan jika tidak kita merasakan hasilnya. Tokoh satu ini mengakui saat menghadapi persoalan sulit ia seolah-seolah mendapat intuisi cepat menggali menganalisa serta mencari alternati-alternatif solusi. Semua itu ternyata merupakan hasil endapan proses panjang dari kebiasaan membaca sehingga membaca buku itu menjadi guru dan referensi solusi persoalan kehidupan.

Penulis sendiri mengamal membca semenjak kelas IV SD. Hingga sekarang tiada sehari pun dilalui penulis tanpa membaca. Jadi membaca adalah menjadi kebutuhan penulis. Suatu kenikmatan yang tidka tidak terhingga jika ada buku bacaan yang menarik. Dan penulis sendiri tidak membatasi jenis buku yang dibaca. Baiuk buku fikih, pemerintahan, politik, manajemen, sains, buku kristiolog dan sebaginya . Bahkan buku anak SD pun tetap dibaca penulis. Dengan membaca ada kepuasan bathin yang hanya dapat terpenuhi dnegan membaca.

Diakui atau tidak keberhasilan kita membina dan mengelola alam semesta ini karena proses panjang MEMBACA itu.

Tapi sayangnya kita kadang bukan saja ingkar kepada Tuhan tetapi justru menjadi makhluk yang paling durhaka kepada Allah. Kedurhakaan kita melebihi “Maling Kundang” anak durhaka yang tidak mengakui ibunya yang sudah tua renta yang telah melahirkan dan menyusuinya selama 2 tahun.

(Foto: Penulis (Drs. Dyayadi, M.T dengan Koleksi

Perpustakaan Pribadi)

Senin, 17 Maret 2008

KAMUS ISLAMOLOGI

SAYA SELAMA SETAHUN MENYUSUN SEBUAH KAMUS DENGAN JUDUL KAMUS ISLAMOLOGI. SILAHKAN PEMBACA BLOG INI CARI ADAKAH KAMUS "LENGKAP" ISLAMOLOGI YANG TELAH BEREDAR... KAMUS INI SUDAH SELESAI SAYA SUSUN DARI A-Z PALING TIDAK MEMAKAN 500 DENGAN FRONT 10 GARAMON....
NAH.... JIKA ANDA BERMINAT MEMPELAJARI ISLAM, TAURAT DAN MASALAH YAHUDI DAN KRISTEN.... ATAU MASALAH TAFSIR, ulumul AL QURAN, HADIS, ISTILAH USHUL FIKIH DSBNYA... ANDA DAPAT MEMPEROLEHNYA DARI KAMUS CIPTAAN SAYA INI (SAYANG BELUM DITERBITKAN... HAYOO, SIAPA YANG MAU MENERBITKANNYA.

Dibawah ini hanya contoh pada halaman pertama abjad: A.

A
Aabil: enggan, yang menolak. Salah satu makhluk Tuhan yang enggan atau menolak perintah Allah adalah Iblis laknatullah. Allah berfirman: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS 2: 34)”
Aabi: orang yang beternak unta dengan baik/tekun. Allah berfirman: “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). (QS 22:36)”.
Unta adalah salah satu hewan ternak yang halal untuk dikonsumsi. Ketika masih berlaku budaya jahiliyah pra Islam terdapat kepercayaan dikaitkan dengan unta dan domba, sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya: Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS 5: 103)”
Ibnu Abbas, Mujahid, adh-Dhahhak, Qatadah: dan lain-lain bahwa yang dicela dalam ayat ini ialah kepercayaan dan adat Arab Jahiliyah sehubungan dengan apa yang disebut bahira, saiibah, washillah dan Haam yang disinggung dalam QS 5:103 di atas.
1) Bahiira: unta betina yang telah beranak lima kali, dibelah telinganya; 2) Saaidah: Unta betina yang telah dilepas karena nazar ; 3) Washiilah: Domba yang melahirkan kembar jantan dan betina anak yang jantan disebut washilah; 4) Haam: Unta betina yang tidak boleh diganggu karena telah melahirkan 10 kali anak betina.
Aabiq: orang yang melarikan diri. Allah berfirman: “Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja". (QS 33:16).
Dalam istilah Barat melarikan diri dari peperangan (medan perang) disebut Deserter. Islam mengharamkan umat Islam melarikan diri dari medan perang, apalagi jika sedang hebat-hebatnya bertempur.
Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). (QS 8:15)”.
Melarikan diri dari medan perang menurut sabda Rasul SAW adalah salah satu dari tujuh dosa besar (sab’il mubiqat), yaitu: 1) Syirik; 2) Durhaka kepada kedua orang tua; 3) Mempercayai Sihir; 4) Menuduh perempuan baik-baik berzina; 5) Bersaksi palsu/dusta; 6) Mempercayai dukun/tukang tenung; 7) Melarikan diri dari medan perang.
Aad: kaum Aad: adalah umat Nabi Hud as yang durhaka kepada Nabi Hud as dan Allah SWT sehingga diazab oleh Allah SWT. Kaum Aad yang berdiam di Iram, adalah kaum pertama yang mula-mula menyembah berhala setelah peristiwa banjir dan taufan Nabi Nuh. Mereka disebut juga kaum Aad yang pertama, yang mula-mula menyembah tiga berhala sama seperti nenek moyang mereka dari kaum Nuh. Ketiga berhala yang disembah kaum Aad di Iram adalah: 1) Shada’, 2) Shamuda; dan 3) Harra.
Sejarahwan mengatakan Suku Aad ada yang berdiam di suatu daerah yang bernama asy-Syihr, tepatnya di Hadramaut, Yaman, kuburan nabi Hud as masih ada di daerah ini. Kaum ini adalah keturunan dari Sam bin Nuh dan biasa mendiami negeri bukit berpasir/ bergelombang (Ahqaaf) yang terletak antara Umman dan Hadramaut. Sekarang tempat itu tidak didiami lagi oleh manusia.

Dalam Al Quran Allah berfirman: “Dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar".(QS 46:21). Baca QS 29:38), QS 9:70; QS 54:18. dll.
Aadiyaat (al): Nama surah ke-100 dalam Al Quran. Surah ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyyah, diturunkan sesudah surah Al'Ashr. Nama Al 'Aadiyaat diambil dari kata Al 'Aadiyaat yang terdapat pada ayat pertama surah ini, artinya yang berlari kencang.
Pokok-pokok isinya ancaman Alllah SWT. kepada manusia yang ingkar dan yang sangat mencintai harta benda bahwa mereka akan mendapat balasan yang setimpal di kala mereka dibangkitkan dari kubur dan di kala isi dada mereka ditampakkan.
Aali (al): sedikit para perawi sanadnya jika dibandingkan dengan sanad lain yang karenanya khabar dikembalikan kepada jumlah yang banyak sanadnya (istilah hadis).
Aam: umum; kata yang mengandung beberapa arti/pengertian (Ilmu Tafsir).
Aamin: Sebuah kata untuk menutup doa dan setelah membaca surah Al Fatihah ketika shalat, yang secara bahasa berarti: Kabulkanlah ya Allah.
Aamul khuzni: tahun kesedihan/kesusahan, yakni pada tahun ke-10 dari masa kenabian Muhammad SAW, ketika itu paman Rasul SAW yang bernama Abi Thalib dan isteri beliau Khadijah (dua orang yang dicintai Rasul SAW) wafat.
A’anaq: adalah bentuk jamak dari unuq yaitu leher. Yang dimaksud adalah totalitas dari mereka. Kata leher digunakan menunjuk makna, karena ketundukan kepada yang menandakan ketaatan adalah dengan menggerakkan leher. Ada juga syang memahami kata a’naq dalam arti kelompok-kelompok atau dalam arti pemimpin-pemimpin mereka.
Aazifah (al): Hari yang telah dekat, yakni salah satu sebutan untuk hari kiamat,. Allah SWT berfirman: “Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setiap seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya. (QS 40:18)”
Aba’ah: jubah panjang dari bulu kasar biasa dipakai oleh para pertapa penganut tasawuf.
Aba’ahum: nenek moyang mereka. Allah berfirman: “Mereka tidak menyembah melainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu (QS 11:109)”
Ababqaban: adalah bentuk jamak dari kata huqb atau huqub dengan sukun pada huruf ha atau dhammah. Ia digunakan untuk menunjuk masa yang berkepanjangan tetapi tanpa ditentukan masanya. Berbeda dengan kata abad yang dipahami oleh pengguna bahasa Indonesia dan sebagian pengguna bahasa Arab dalam arti masa yang panjang.
Ababil: sejenis burung berwarna hitam yang datang dari arah laut secara berkelompok. Burung ini melempari batu kepada tentara Abrahah yang hendak menghancurkan Ka’bah. Allah berfirman: “dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong; yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, (QS 105:3-4).
Abad: 1) Kata sifat dari bahasa Persia yang berarti didiami atau ditanami yang biasa dipakai untuk memberikan sifat nama-nama tempat dan kota khususnya di India seperti Ahmad Abad dan Haidar Abad. 2) Tempo 100 tahun, milinium:1000 tahun (10 abad). Allah berfirman: “mereka tinggal di dalamnya (neraka Jahanam) berabad-abad lamanya, (QS 78:23).


BERSAMBUNG ......

INDEKS TEMATIS AL QURAN

BAGAIMANA CARANYA ANDA MENCARI AYAT-AYAT KURAN SECARA CEPAT
TAPI MANUAL? DAN DISUSUN SECARA TEMATIS (SESUAI TEMA)

SAYA SUDAH MENULIS BAHAN TERSEBUT TETAPI MASIH MENCARI PENERBIT YANG BERKENAN MENERBITKANNYA, ANDA BISA MEMBANTU SAYA??

contoh:

ETIKA DAN HAK-HAK UMUM


1. Etika berbicara:
a. Berbicaralah yang baik atau diam: 17:53.
b. Keutamaan perkataan baik: 22:24, 35:10
c. Perkataan baik dan perkataan buruk: . 14:24, 14:25, 14:26, 24:26, 28:55, 39:18 .
d. Berkata benar: 33:32, 33:70.
e. Sebaik-baik perkataan: 39:18.
f. Larangan berbuat keji: 4:148, 6:151, 7:33, 16:90, 23:3, 24:15, 24:16, 24:19, 24:21, 25:72, 26:165, 27:54, 27:55, 29:28.
g. Merendahkan suara saat berbicara: 31:19, 49:3.
h. Menundukkan kepala bagi wanita saat berbicara: 33:32 .

2. Menggubah syair
a.Syair yang Dibolehkan: 26:227.
b. Syair yang Dilarang: 26:224, 26:225, 26:226.

3. Etika berkumpul:
a. Yang didapat dari perkumpulan baik dan perkumpulan jelek: 4:140, 6:68, 23:67.
b. Memilih kawan berkumpul: 4:144, 6:52, 6:68, 74:45
c. Menghormati dan meluaskan tempat kepada orang saat berkumpul: 58:11.
d. Berbisik-bisik dalam tempat perkumpulan: 58:8, 58:9.
e. Etika keluar dari tempat perkumpulan: 24:62.

4. Etika berjalan:
a.Angkuh ketika berjalan: 4:36, 17:37, 31:18.
b.Rendah diri ketika berjalan: 25:63, 31:19.

5. Salam:
a. Memberi salam:
1) Lafaz salam dan penghormatan: 15:52, 16:32, 19:15, 51:25.
2) Ucapan salam ahli kitab: 58:8.
3) Ucapan salam Malaikat: 13:24, 15:46, 15:52, 16:32, 25:75, 51:25.
b. Menjawab salam:
- Cara menjawab salam: 4:86, 51:25.
6. Meminta izin:
a. Etika meminta izin: 24:27, 24:28, 24:58, 24:59, 33:53.
b. Lafaz dan cara meminta izin: 24:61.
c. Meminta izin untuk meng- hindari pandangan (yang dilarang): 24:58.
d. Meminta izin di hotel dan tempat-tempat umum: 24:29 .
e. Meminta izin ketika akan keluar: 24:62.

7. Hak tamu :
a. Menghormati dan melayani tamu: 18:77, 51:26, 51:27.
b. Membuat makanan dan berkerja keras untuk melayani tamu: 11:69, 24:61, 33:53, 51:26, 51:27.

8. Menundukkan pandangan: 24:30, 24:31.
9. Hak tetangga:
a. Menghormati tetangga: 4:36.
b. Hak-hak tetangga terdekat: 4:36, 107:7.
10. Memperlakukan binatang /hewan
a. Perumpamaan dengan binatang: 7:179 .
b. Kalung binatang: 5:2, 5:97.

11. Hubungan dengan hamba sahaya (budak):
a. Makan dan minum hamba sahaya: 4:36
b. Pakaian hamba sahaya: 4:36
c. Memerintah hamba sahaya sesuai kemampuannya: 4:36
d. Memperlakukan hamba dengan baik: 4:36

12. Sopan santun (Etika)

a. Mempunyai kesopanan/budi pekerti yang tinggi: 68:4
b. Rasulullah SAW patut menjadi teladan kesopanan: 33:21
c. Membalasa salam: 4:86
d. Masuk rumah orang harus izin dan memberi salam: 24:27
e. Masuk ke tempat umum: 24:29
f. Kesopanan pria terhadap wanita: 24:30
g. Kesopanan wanita terhadap pria: 24:31
h. Kesopanan dalam rumah tangga : 24:58-59
i. Pakaian bagi wanita tua: 24:60
j. Kesopanan dalam menghadapi pertemuan: 24:62
k. Pakaian yang sopan bagi wanita Islam: 33:59
l. Harga menghargai satu sama lain: 49:11
m. Jangan jahat/buruk sangka: 49:12
n. Hubungan baik antara bangsa: 49:13
o. Berbuat baik dan berkata sopan: 2:83
p. Masuk rumah lewat pintu yang ada: 2:189
q. Wanita yang sopan: 4:34

YESUS TIDAK DILAHIRKAN DI KANDANG SAPI!!

Selain masalah kapan Yesus lahir, mengenai tempat dimana Yesus dilahirkan Maria perlu pula penulis angkat kembali, walaupun pada buku “Ternyata Yesus Hanya Manusia Biasa”, sudah pernah penulis angkat, tetapi karena masalah ini cukup penting, maka penulis merasa perlu mengutip ulang tulisan tersebut.

Hingga detik ini dan saat ini, sebagian besar umat Kristiani meyakini bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember di musim salju. Selain itu Yesus juga dilahirkan di kandang hewan.

Sumber ini juga tidak jelas dari mana asalnya dan tidak kitabiah. Karena didalam keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) penulis sama sekali tidak menemukan dalil naqli (kitabiah) yang menyatakan Yesus dilahirkan di kandang sapi ataupun di kandang domba.

Pun disini kita sebenarnya tidak mempermasalahkan jijik tidaknya Maria terhadap kotornya kandang sapi. Semua orang tahu dan faham bahwa tidak ada kandang sapi yang wangi, bersih dan harum semerbak.

Terlepas dari itu semua, jika kita mempunyai suatu argumen atau berpendapat haruslah mempunyai dasar pijakan yang kokoh dan pasti yang bersumber dari Alkitab (Injil) sendiri. Jangan hanya dengar sana sini dari omongan yang berasal mulut-mulut orang yang tidak bertanggung jawab yang mengisahkan legenda dan dongeng tentang kelahiran Yesus di kandang hewan!

Penulis sama sekali tidak menemukan dalil kitabiah yang secara tegas menyatakan kalau Yesus memang lahir di kadang sapi atau kandang domba. Entah darimana sumbernya kalau Yesus itu dilahirkan di kandang sapi. Jika kita meyakini hal ini, maka sumber itu jelas-jelas bertentangan dengan Alkitab (Injil) sendiri.

Hal ini sama bertentangannya dan tidak realitisnya penetapan kelahiran Yesus di tanggal 25 Desember, yang justru hingga saat ini dirayakan sebagai hari natal Yesus, dan sangat populer dikalangan umat Kristen, tolong sebutkan dalam Injil Kanonik (Matius, Markus, Lukasa dan Yohane). Dalam surat berapa yang menyebutkan Yesus lahir di kandang hewan dan tanggal 25 Desember itu, nah!

Untuk itu, marilah kita beralih ke sumber lain yang layak dipercaya, otentik dari Allah SWT. Kita seharusnya bertanya-tanya darimana lagikah Muhammad SAW mendapat sumber tentang kelahiran Yesus, jika dalam Injil kanonik sendiri tidak ada dijelaskan. Tentunya ini bersumber dari Allah SWT yang Maha Pengasih yang hendak mengungkap tabir misteri dimanakah sebenarnya Yesus dilahirkan! Untuk itu renungkan ayat Al Quran berikut ini:

“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata: “Aduhai alangkah baiknya AKU MATI sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tiadk berarti, lagi dilupakan (QS Maryam [19] 23)”

Kita tidak mendapat penjelasan dari ayat di atas, kemanakah Yusuf si Tukang Kayu, kekasih Maria nan jelita itu yang sedang mengerang menahan sakit hendak melahirkan? Dimana tanggung jawab Yusuf di tukang kayu itu, terhadap penderitaan kekasihnya. yang hendak melahirkan, walaupun anak yang terdapat dalam perutnya itu bukan anak kandungnya? Apakah Maria ditinggalkan begitu saja bersandar di pohon kurma?

Terlepas dari hal itu. Kita mendapat gambaran jelas sejelas sinar matahari pagi. Bahwa Maria hendak melahirkan ia merasa sakit ketika terjadi konstraksi...yakni saat-saat menjelang bayi akan lahir.

Aduhai alangah baiknya aku mati!.... keluhnya. (Bukan maksud penulis menakut-nakuti wanita yang belum melahirkan loo). Yaa, namanya saja anak pertama, dan Maria sang Perawan, harus berjuang merenggang nyawa antara mati sahid dan hidup dalam melahirkan anak itu. Ditambah saat itu belum ada bidan atau pun dokter ahli kandungan yang dapat menyuntikkan (injeksi) anestesi (pembiusan untuk mengurangi rasa sakit).

Allah yang Maha Rahman harus menghibur Maria dengan mendatangkan malaikat Jibril (Gabriel). Jelaslah sumber di atas tidak akan kita dapatkan pada keempat injil (mungkin dianggap tidak penting, kali!). Hanya Al Quran nur karim yang menjelaskannya.

Maka malaikat Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu (QS Maryam [19] 24)”

Janganlah engkau bersedih hati wahai Maria, kelak Tuhan akan menjadikan “anak sungai” dibawahmu. Tentu kita tidak dapat menafsirkan secara tekstual makna “anak sungai di bawah Maria”.

Sebagai hiburan lainnya, Maria harus menambah tenaga atau energi, jika saat sekarang seorang ibu yang hendak melahirkan disuntik dengan multi vitamin agar semakin kuat dan bertenaga ketika hendak melahirkan, maka hanya satu-satunya buah yang terkenal khasiatnya yakni buah kurma. Buah kurma adalah buah yang sangat luar biasa, dan merupakan buah mukjizat dari Allah SWT.

Buah kurma mengandung juga gula alami (fluktosa) yang mudah diserap oleh tubuh dan diubah menjadi energi. Minum air putih sebagai teman minum buah kurma merupakan kombinasi yang ideal. Selain bermanfaat memulihkan kelelahan otot, kandungan kalium dalam kurma “menolong” air secepatnya mengisi jaringan sel.

Jelaslah buah kurma adalah sebuah buah mukjizat Tuhan. Bayangkan, di gurun pasir yang gersang dan tandus justru tumbuh pohon kurma. Yang mana buah kurma itu rasanya manis dan lezat luar biasa.

Hanya buah kurma yang dapat membantu Maria, agar energinya bertambah, agar dia kuat ketika mengejan untuk melahirkan bayinya. Allah lalu berfirman melalui perantaraan malaikat Jibril:

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak padamu (QS Maryam [19] : 25)”

KH. Bey Arifin dalam bukunya “Maria, Yesus dan Muhammad (1985:23), melukiskan kelahiran Yesus dengan suatu cerita yang cukup menuentuh perasaan wanita manapun di muka bumi ini.

“Ketika pohon kurma tempat dia bersandar lalu digoyang-goyangkannya dengan tangannya yang halus. Tetapi anehnya dengan tangannya yang halus itu justru keluar tenaga yang kuat dan amat dahsyat, sehingga batang korma itu berhoyang ke kanan kekiri. Lalu buah-buah korma yang sudah masak itu jatuh berguguran di dekat Maria. Buah-buah Korma yang kaya gizi itu dimakannya, sehingga Maria bukan saja menajdi lega dan segar tetapi kenyang.”

Lebih lanjut Bey Arifin juga menjelaskan, “pada tanah yang tandus itu keluar juga mata air yang deras memancar tidak jauh dari kaki Maria. Sehingga dengan mudahnya ia menampung air minum yang bersih segar dan sehat untuk menghilangkan dahaganya”.

Apa yang digambarkan KH. Bey Arifin itu, “bisa jadi” memang benar adanya. Bahwa Maria sebagai manusia biasa perlu adanya tambahan energi berupa makanan dan minuman. Jika seseorang sudah kenyang dan hilang dahaganya, maka ia akana mempunyai energi yang kuat dan prima, apalagi jika hendak melahirkan.

Dari sini saja kita tidak mendapat gambaran dalam Al Quran jika Maria lahir di kandang hewan yang berbau busuk yang akan membuat orang lemas bahkan pingsan ketika mencium bau kotoran ternak. Penulis dapat memikirkan manakah cerita yang handal dan sahih, versi Al Quirankah atau versi Injil?

Gambaran keletihan Maria ketika hendak melahirkan, sebenarnya sama seperti ketika umat Muslim yang seharian berpuasa, dimana Rasul SAW yang mendapat bimbingan Wahyu dari Allah dan dengan haditsnya telah menganjurkan umat Islam sering meminum air putih dan memakan beberapa butir buah kurma (baca buku penulis: PUASA SEBAGAI TERAPI, yang diterbitkan oleh Mizania, Bandung).

Menurut penelitian ahli gizi, bahwa sebiji kurma mengandung 70%-87% zat gula (glukosa), 2% protein, 2-3% lemak, dan sisanya magnesium, sodium, butasium, zat besi, dan kalsium, plus vitamin A, B1, B2 dan D. Korma mengandung serat dan keadaannya tidak terkontaminasi oleh proses kimia, alami dan bebas kolesterol.

Buah kurma mengandung juga gula alami (fluktosa) yang mudah diserap oleh tubuh dan diubah menjadi energi. Minum air putih sebagai teman minum buah kurma merupakan kombinasi yang ideal. Selain bermanfaat memulihkan kelelahan otot, kandungan kalium dalam kurma “menorong” air secepatnya mengisi jaringan sel.

Dalam buku yang ditulis Masaru Emoto “The True Power of Water (2007:122), bahwa, “Setiap makanan membawa gelombangnya sendiri-sendiri. Buah strawberry mempunyai gelombang yang berbeda dengan dengan apel. Begitu juga dengan organ atau sel dalam tubuh kita, masing-masing memiliki gelombangnya sendiri. Gelombang dalam makanan akan beresonansi dengan gelombang dalam organ atau tubuh manusia, dengan begitulah kita menjadi hidup”.

Dari hasil penelitian Masaru Emoto dan Rasul SAW sendiri dalam berbagai kesempatan menganjurkan agar umat Islam sering-sering mengkonsumsi kurma. Jelaslah buah kurma adalah sebuah buah mukjizat Tuhan.

Bayangkan, di gurun pasir yang gersang dan tandus justru tumbuh pohon kurma. Yang mana buah kurma itu rasanya manis dan lezat luar biasa. Selain itu dengan banyaknya asupan gizi pada korma, dan sebagaimana yang dipesankan oleh Malaikat Jibril kepada Maria (Maryam), maka alangkah baiknya umat Islam (Muslimah) yang sedang hamil hendaknya sering-sering memakan buah korma, jadi jangan hanya menunggu ketika hendak berbuka di bulan puasa (Ramadhan) saja.

Selain itu banyak-banyaknya mengkonsumsi air putih, baik sedang hamil maupun tidak, sebab dengan air akan menyehatkan kita, menecah berbagai penyakit degeneratif seperti sakit batu ginjal, kolesterol, jantung koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi) dan sembelit dan lain-lain.

Masaru Emoto dalam “The True Power of Water (2007:84), juga menjelaskan yang menurutnya, “Air membawa informasi. Informasi ini bisa positif dan juga bisa negatif. karena kita adaalah air, sudah pasti tubuh kita akan merespon informasi yang dibawa oleh air yang kita minum. Jika kita mendapat informasi positif dari air, tubuh kita akan lebih sehat. Sebaliknya, jika kita mendapat informasi negatif, besar kemungkinan kita akan sakit.

Hal ini berdasarkan penelitiannya, bahwa ada seorang anak yang keracunan timah hitam yang berasaal dari air yang diminumnya, dari informasi air inilah ia mengetahui bahwa anak tersebut sakit terkena racun timah hitam sehingga nilai resonansi pada seluruh otaknya sangat rendah. Dan ketika berobat keberapa daokter tetapi tidak sembuh-sembuh.

Kurma dan air putih adalah sumber energi yang luar biasa dahsyatnya, dan merupakan mukjizat Allah bagi semesta alam. Tidak ada yang dapat menggantikan buah korma dan air putih. Sebab korma kaya dengan berbagai protein dan karbohidrat. Dan air putih adalah benda cair yang penuh mukjizat selain menyegarkan dapat mencegah bahkan mengobati berbagai penyakit.

MUKJIZAT BUNDA MARIA


Jauh sebelum Yesus dilahirkan, maria yang masih gadis yang rajin beribadah ternyata telah diberi keistimewaan denghan berbagai Mujizat yang belum pernah diberikan Allah kepada wanita manapun sebelum Maria.

Apakah mukjizat itu? Jangan dicari di Alkitab (Injil) apalagi Injil Lukas, tapi carilah di Al Quran yang merupakan wahyu Alalh Tuhan Semesta , inilah mukjizat itu:

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS Ali 'Imraan [3]: 37)

Nabi Zakariya as adalah seorang yang shaleh yang selalu membimbing dan mengajari Maria, tetapi ada hal yang aneh ketika ia memasuki tempat Maria beribadah (Mihrab). Dia melihat adanya makanan yang berlimpah ruah yang sebelumnya tidak ada. Lalu siapakah gerangan yang telah sudi mengantarkan Maria makanan yang luar biasa nikmatnya itu. Maria lalu menjelaskan keanehan itu, bahwa Ia (Maria) mendapatkan itu sebagai karunia luar biasa dari Allah yang dengan kun kayakun-Nya, maka Allah telah memberikan makanan itukepada Maria. Sungguh ajaib bukan?

Kita belum pernah mendengar dalam suatu riwayat ada seorang wanita shaleh yang setiap hari disajikan/diberikan makanan langsung dari Allah SWT. Al Quran yang merupakan wahyu Allah sama sekali tidak hendak meninggalkan momen penting ini dalam sejarah Maria ibunda Yesus Kristus itu.

DR. Jerald F. Dirks menambahkan bahwa dalam sebuah fragmen varian The Gospel of The Birth of Mary yang tersimpan dalam pernyataan Faustus, uskup Riez di Provence, menyatakan bahwa Maria adalah seorang anggota bani Lewi. The Protoevangelion of James 8:2 mencatat bahwa seorang malaikat memberi makan Maria sepanjang ia berdiam di Kuil Yerussalem, dan bahwa Zakariya mengajukan petisi kepada para pendeta Tinggi bagi Maria.

Dari sini saja, justru kenapa kejqadian ini tidak terdapat dalam Injil Kanonik yang empat, tetapi malah terdapat dalam Injil-injil Apokrifa yang tidak diakui gereja. Lantas yang manakah sebenarnya memberikan informasi yang lengkap, detail dan sahih? Injil Kanonik-kah atau justru Injil Apokrifa?

3) Maria sang Wanita Suci

“dan (ingatlah) Maryam (Maria) binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat. (QS At Tahrim [66]: 12)

“ Dan ceritakanlah (kisah) Maryam (Kristen: Maria) di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah Timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.

Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa".

Ia (jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci".

Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!"

Jibril berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan". (QS Maryam [19]: 16-21)”

Kisah tentang Bunda Maria (Maryam) dan Isa al Masih (Yesus) maupun Musa di dalam Al Quran sangat lengkap dan detail, jauh lebih lengkap dari yg terdapat dalam Alkitab Perjanjian Baru.

Justru kisah tentang ibunda Muhammad yang bernama Siti Aminah SAMA SEKALI tidak ada dlam Al Quran (apakah Muhammad lup menulis tentang kisah ibundanya tercinta?) dari sini saja sebenarnya kalau orang mau berpikir, nyatalah kalau Al Quran itu bukan KARYA atau TULISAN Muhammad. mengapa dia lebih tahu sejarah ibundanya orang lain daripada ibunya sendiri yang tidak ada sama sekali dalam Al Quran itu?

Kalau kita beralasan bahwa Muhammad Yatim Piatu sejak kecil, bukankah dia hidup bersama Kakeknya yang bernama Abdul Muthalib, dia dapat saja bertanya tentang sejarah ibunya yang bernama Aminah binti Abdul Muthalib itu, atau dia juga dapat bertanya dengan pamannya yang bernama Abu Thalib yang sempat memeliharanya.

Bahkan orang-orang dekat inipun tidak ada dalam Al Quran (kalau Al Quran tulisan Muhammad tentu ada surah tentang QS Abdul Muthalib dan QS Abu Thalib itu. Dengan demikian jelaslah kalau alquran bukan tulisan Muhammad tetapi firman Allah.

Demikian juga sama kisah tentang seorang wanita yang paling dicintainya yang paling pertama masuk Islam, 25 tahun menjadi isterinya yakni Sitti Khdijah, sama sekali tidak ada dalam Al Quran, atau kisah tentang istrinya yang perawan dan yang cerdas menghapal hadits dan “bikin heboh umat Kristsn” yang bernama Siti Aisyah, ternyata sama sekali tidak ada dalam Al Quran, apakah ini suatu hal yang aneh, sebenarnya tidak juga, sebab Al Quran memang bukan tulisan Muhammad.

Sebagaimana dijelaskan kisah Maria dalam Al Quran, Allah menjelaskan dengan firman-Nya, berikut:

“Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai maryam , sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (QS 3. Ali 'Imraan [3]: 42)”

Hal ini dapat dimaklumi sebab Maryam ketika akan menghamilkan Yesus juga sempat berdialog dengan Malaikat Jibril, sebagai berikut:

“Kata Maria kepada Malaikat itu: Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya; Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinggi akan menaungi engkau (Lukas 1:35)

Text Box:    Malaikat Jibril ( Gabriel) mewartakan khabar kepada Maria. Lukisan karya El Greco (1575).   Note: Islam tidak mengenal gambar-gambar seperti ini Gadis suci mana yang tidak terkejut, jika tiba-tiba didatangi malaikat Jibril yang menjadi manusia, yang tiba-tiba justru mengabarkan Maria akan hamil.

Padahal pada umumnya seseorang wanita akan hamil jika melalui suatu proses persetubuhan (jima’) atau hubungan seksual.. Pada umumnya tanpa persetubuhan tidak terjadi kehamilan. Jadi Maria tidak umum! Pada saat itu.

Kalau saat ini tentu berbeda, sebab dengan teknologi kedokteran seseorang wanita dapat saja hamil tanpa persetubuhan misalnya bayi tabung, inseminasi butan dan sebagainya. Keterkejutan bunda Maria karena akan hamil tersebut dipertegas oleh Allah dalam firman-Nya pada Al Quran:

“Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun”. Allah berfirman dengan perantaraan Jibril: “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “jadilah, lalu jadilah ia (Kun Fayakun) (QS 3:47)”

Jadi yang dimaksud Ruh Kudus dalam penjelasan itu adalah roh suci yang terjadi karena firman Allah “kun fayakun”. Sama sekali berbeda konsep Rohul Kudus yang terdapat dalam kredo Kristen dengan apa yang dimani oleh umat Islam.

Al Quran pada dasarnya juga memulyakan Maria hampir sama dengan seorang Rasul Isa Al Masih. Islam beriman kepada Isa Al Masih (Yesus) sebatas seorang rasul sama dengan Muhammad SAW hanyalah seorang manusia yakni Rasul pilihan Allah.

Kisah Maria dalam Al Quran sangat lebih dan lengkap bahkan dramatis (mengharukan), wajar bila seorang pendeta di Malang tiba-tiba dengan mengejutkan masuk Islam gara-gara membaca kisah bunda Maria dalam QS 19 Maryam itu.

Selanjutnya dikaitkan dengan “cercaan kaum Yahudi” kepada Maryam dijelaskan pula pada ayat berikut ini:

“Hai saudara perempuan Harun ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yg jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang PENZINA (QS Maryam [19] 28)”.

MARIA HANYA MANUSIA BIASA

Dalam Kekristenan dan Islam, Maria (Aram-Yahudi מרים Maryām "pahit"). Bahasa Yunani Septuaginta Μαριαμ, Mariam, Μαρια, Maria. Bahasa Arab menyebutnya: Maryam, مريم). Maria atau Maryam adalah ibunya Yesus Kristus (Isa Al masih) dan tunangan Yusuf (Matius 1:18-20, Lukas 1:35).

Maryam dalam Islam berarti “Sang pengabdi Tuhan”. Menurut sumber-sumber non-kanonik, orangtuanya bernama Yoakim dan Hana. Sedangkan menurut Al Quran orang tua Maryam bernama Imran.

Sebuah teori mengatakan bahwa nama ayahnya adalah Heli, yang disebutkan dalam silsilah menurut Lukas. Maria, yang saat itu seorang perawan, mengetahui dari malaikat Gabriel, utusan Allah, bahwa ia akan mengandung Yesus, anak dari Allah yang hidup, melalui mukjizat dari Roh Kudus. (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Maria)

Para penginjil menceritakan bahwa Maria telah mengandung dan melahirkan Yesus Kristus sebelum berhubungan badan (ber-jima’) dengan calon suaminya Yusuf sang tukang kayu, dan sebelum ia melahirkan anak-anak lainnya.

Text Box:   Lukisan karya Lima & Wo Ye tentang Maria dan bayi Yesus.   (sumber:  http://id. wikipedia.org/) Artinya kelahiran Yesus adalah hal lain dari pada kelahiran saudara-saudaranya yang lain (misalnya Yokubus).

Ia dilahirkan oleh ibunya Maria pada waktu ibunya masih perawan. Hal ini menyebabkan banyak orang memperselisihkan hakikat kelahiran itu.

Ada yang mengatakan bahwa cerita-cerita yang dikisahkan itu hanyalah sebuah legenda untuk melengkapi cerita tentang Isa Al Masih alias Yesus Kristus sang “Juru Selamat” itu. Sebab bangsa-bangsa di zaman dahulu memang banyak yang bercerita tentang pahlawan dan dewa yang dilahirkan oleh para perawan. Bangsa Persia misalnya, berkeyakinan bahwa Zoroaster dilahirkan oleh seorang perawan. Bangsa Mesir kuno juga berkeyakinan Dewa Ra dilahirkan oleh seorang perawan. Begitu pula kepercayaan bangsa Cina terhadap tokoh Fo Hi, dan bangsa Romawi terhadap tokoh Attis dan seterusnya.

Jadi kepercayaan mengenai Yesus lahir dari seorang perawan bukanlah hal baru. Dan kemudian dalam Injil dikatakan bahwa Yesus lahir dari seorang perawan yang harus diimani umat Kristiani. Bukanlah kepercayaan baru, juga dianut oleh agama-agama masa lalu.

Hanya Islam satu-satunya agama yang mendukung keimanan Kristen yang menyatakan Yesus lahir dari seorang wanita perawan yakni Maria (Islam: Maryam). Dan hal itu pun dalam Al Quran secara detail dijelaskan bahwa memang Maria atau Maryam melahirkan Isa Almasih (Yesus Kristus) dalam keadaan suci alias perawan.

Oleh sebab itu, mau tidak mau umat Islam yang beriman kepada Al Quran harus pula mengimani bahwa Maria ketika melahirkan Yesus dalam keadaan masih perawan. Sekali lagi hanya Islam yang berpendapat sama dengan Kristen dan tentunya hal ini berbeda dengan keyakinan orang-orang Yahudi ketika Yesus dilahirkan. Dimana mereka menghujat Maria sebagai penzinah (Islam: Zina).

Tapi apa basalan umat Kristen terhadap Muhammad SAW, dalam berbagai web site kita temukan cercaan, makian dan hujatan kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad dimaki-maki sebagai seorang pembunuh, suka mengawisi anak kecil (fedofalia), nabi palsu, peneriwa wahyu dari Iblis gua Hira dan sebagainya.

Umat Islam sendiri sebenarnya tidak ada masalah dengan Maria dan Yesus. Hal ini disebabkan bahwa Yesus adalah nabi atau rasul ke-24 dalam keimanan Islam. Sehingga harus dihormati dan dipercaya segala sabdanya.

Namun pada satu sisi tentulah umat Islam tidak dapat mengimani Yesus sebagai Tuhan Allah, atau anak Allah. Apalagi gambaran Yesus seperti orang bule bermata biru, rambut gondrong dan pirang, hidung mancung.

Bukankah Yesus itu keturunan Ibrani, yang bermata hitam, berambut hitam, hidung besar dan tidak seperti yang digambarkan selama ini. Bahkan karena digambar atau dilukis muncul pula Yesus versi Afrika yang berkulit hitam, berbibir tebal, rambut keriting dan berhidung pesek. Sebagai contoh adalah lukisan Yesus dalam versi Cina di atas yakni karya Lima & Wo Ye, dimana bunda Maria telah berubah menjadi Amoy (gadis Cina) yang bermata sipit.

Nah jika, Nabi Muhammad boleh dilukis, bisa jadi bukan saja Nabi Muhammad dari Arab Saudi yang muncul, justru akan bermuncullanlah Nabi Muhammad veris Jawa, versi Cina, versi bule dan sebagainya. Itulah sebabnya Muhammad SAW yang bijak dan atas bimbingan wahyu Allah SWT melarang dirinya digambar atau dilukis walau dalam bentuk karikatur sekalipun.Subhanallah!

Kembali kepada Maria, bahwa dampak dari kelahiran Yesus dari Maria yang perawan adalah timbulnya gosif atau gunjingan-gunjingan keji berupa fitnah kejam. Bahkan ada yang menuduh Maria telah hamil karena melacur dengan orang asing atau dengan seorang tentara penduduk. Sebagian lagi menuduhnya berhubungan seks sebelum menikah dengan Yusuf situkang kayu (pacarnya) sehingga lahirlah Yesus Kristus alias Isa Almasih.

Ternyata cerita terakhir inilah yang dikatakan masuk akal dan lebih sering ditimpakan kepada Maria yang malang dan bernasib naas tersebut. Hal ini tentu saja menyebabkan Maria tidak tenang dalam tidurnya, tidak karuan makan karena memikirkan kandungannya yang semakin hari semakin membesar dan gunjingan jahat juga semakin ganas ditujukan kepadanya.

Dengan akal sehat, tidak mungkin ada yang mempercayainya bahwa Maria hamil tanpa sama sekali ada yang menyentuhnya. Mungkinkah ada seorang wanita yang tiba-tiba hamil tanpa bersetubuh atau berzina dengan laki-laki terdekatnya?

Tentulah alasan Maria yang mengatakan hamil dari Kun Fayakun-Nya Allah melalui perantaraaan malaikat Jibril akan menjadi bahan tertawaan. Bahkan hal itu menjadi alasan yang mengada-ada dan akan dijadikan bahan bahwa Maria mencoba membela diri.

Apa yang terjadi pada Maria saat itu?

Apakah informasi ini akan kita dapatkan dalam Injil Kanonik yang empat (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Sayang sekali kita mendapatkan kisah ini secara detail justru pada Al Quran yang merupakan wahyu Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. karena itulah dengan semangat mencintai kebenaran dan dalam rangka berdakwah mensyiarkan kebenaran Islam, maka penulis mencoba mengangkat kisah Bunda Maria ini sesuai versi Al Quran yang Maha Benar dan wahyu dari Allah Tuhan Semesta Alam.

Sebelum kita membahas masalah Bunda Maria dan sedikit menyinggung Yesus, perlu kita bahas juga lokasi kejadian dimana Yesus dibesarkan dan sebagaian waktu hidupnya dihabiskan untuk berdakwah.

ALAM SEMESTA BERSUJUD

Alam Raya (Makrokosmos)

Bersujud

Pada buku penulis sebelumnya yang berjudul Alam Semesta Berthawaf, penulis telah menyinggung sedikit pada bagian Keempat dengan Judul Alam Semesta Bertasbih dan Bersujud. Pada buku ini secara lebih spesifik lagi penulis membahas masalah sujudnya alam semesta ini

Selain masalah berthawafnya alam semesta raya ini, dalam Al Quran juga terdapat suatu berita yang menjelaskan fenomena alam yang juga menyerupai bertasbih (dzikir) kepada Allah dan juga bersujud.

Sebab pada hakikatnya tasbih itu adalah dzikir dan manefestasi dzikir itu adalah SUJUD menyembah Allah Tuhan Semesta Alam ini. Jika sujud itu diperintahkan kepada manusia, maka maknanya iklusif adalah menegakkan shalat. Sebab dalam konsep Islam, sujud adalah identik dengan shalat.

Langit, bumi dan segala isi diantaranya yakni bulan, bintang, planet-planet semuanya pun bertasbih kepada Allah sebagai tanda memuji Kemaha Agungan-Nya dan sebagai manfestasi ketaaan atas perintah Allah. Namun tidak sampai disitu saja, seluruh alam semesta ini (makrokosmos) dan mikrokosmos juga SUJUD merendahkan diri kepada Allah. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (QS Al Hajj [22]: 18)”

Secara jelas QS AlHajj: 18 di atas menegaskan, bahwa telah bersujud seluruh alam semesta raya (makrokosmos) baik itu yang ada di langit dan dibumi, pepohonan, hewan, gunung ganang, bintang meintang bahkan seluruh hewan baik yang melata (reftilia), yang menyusui (mamalia), bangsa ikna (pisces), hingga bangsa burung (aves). Semua secara ikhlas sujud (taat) kepada sunatullah Allah. Tidak ada dari alam semesta ini membangkang perintah Allah. Ketaatan hewan itu dapat kita lihat. Seekor burung merpati misalnya, dia taat ketika dipelihra dan tidak mlarikan diri ke hutan belantara. Demikian juga ayam, bahkan sangking taatnya kepada manusia dan sunatullah, wwalaupun teman-teman disembelih dia tidak tergerak untuk melarikan diri pdahal dia juga akan disembelih. Mungkin kita bilang karena hal ini disebbakan hewan tidak berakal, memang demikian adanya. Tetapi hewan juga dapat merasakan sakit, dan sudah menjadi sunatullah kalau hewan-hewan patuh dan taat kepada manusia. Sebab seluruh alam semesta ini diwariskan Allah kepada manusia untuk mengelolanya dan menjadi fasilitas hidup dan beribadah kepada Alah.

Tetapi sayang, walaupun Allah memberikan niikmat dan karunia kepada manusia, tetpai ternyata HANYA SEBAGIAN saja yang iikhlas sujud menyembah kepada Allah, padahal Allah ada berfirman dalam Al Quran:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS 51. Adz Dzaariyaat [51]: 56)”

Jelaslah, bahwa Jin dan Manusia itu diciptakan Allah untuk menghamba atau berbakti (beribadah) kepada Allah. Seharusnya jin dan manusia semua taat. Tetapi sifat-sifat somong sebagaimana yang dimiliki Iblis itu, ternyata juga dimiliki Jin dan Manusia. Sehingga mereka menjadi lalai dan durhaka kepada Allah.

Mereka membangkang walaupun sudah diberi peringatan oleh para nabi yang diutus Allah kepadamanusia, Kenyataan hingga detik ini hanya sebagain kcil saja manusia mau sujud (shalat) menyembah Allah, bermilyar-milyaran orang di atas bumi sama sekali tidak mau sujud. Anehnya mereka mengaku hamba Allah, anak Allah dan bahkan mengaku sebagai kekasih-kekasih Allah, tapi apa yangdiperintahkan Allah justru tidak mereka taat.

Mereka tidak sujud, prosesi ibadah yang kaum kafir (agama non Muslim) lakukan adalah identik pemujaan kepada berhala, baik dengan cara nyanyi dan bertepuk tangan dan sebagian memberikan sesajen makanan seperti buah-buahan. Apakah Tuhan memang perlu makan dan mengharapkan pemberian dai manusia? Nggak lah!

Itulah sebabnya, Allah Yang Maha Pengasih, tidak memandang mereka, Allah tidak memberikan kasi sayangNya kepada mereka, dan Allah sama sekali tidak peduli dengan mereka. Sebab mereka pun selagi di dunia sma sekali tidak memperdulian seruan Allah yang disampaikan melalui para nabi-Nya, itulah sebabnya kelak orang-orang ang tidak mau sujud (shalat) kepada Allah itu akan dimasukkan ke dalam api neraka, sebagaimana firman Allah berikut ini:

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS 7. Al A'raaf [7]: 179)”

Sujud ini sebagai manefestasi hamba atau mahkluk ciptaan Tuhan. Sujud ini sebagai bukti tawadhunya (merendah hati) hamba kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Sombong. Dimana kesombongan menjadi perisai dan pakaian-Nya. Tidak boleh seorang makluk pun yang boleh menegakkan kepala dan membusungkan dada dan menyombongkan diri kepada Allah yang Maha Agung. Hal ini ditegaskan Allah SWT dengan firman-Nya dalam Al Quran:

Alam semesta bersujud simpuh dihadapan-Nya adalah juga sesuatu yang nyata. Hubungan antara sang Pencipta (khalik) adan sang tercipta (makhluk) dengan jelas menegaskan hal ini. Memang para ulama yang mencoba memahami bagaimana sesungguhnya alam mengekspresikan dan mengimplemtasikan pengadiannya sebagai hamba ciptaan Allah dalam wujud SUJUD amenyembah-Nya. Sebab Allah adalah Maha Raja Alam semesta, sementara kita dan alam semesta adalah hamba sahaya yang sepantasnya mengabdikan diri hanya kepada-Nya.

Alam menegakkan shalat atau sujud bukanlah suatu asumsi semata-mata, namun secara realitis dan empiris hal ini dapat kita buktikan. Perwujudan pengadian atau sujud kepada Allah juga dimanfestasikan alam semesta kepada manusia sebagai khalifah fil ardhi dimana alam semesta menjadi fasilitas untuk memenuhi segala kebutuhan manusia di alam semesta ini.

Utuk itulah manusia harus selalu menggerakkan tubuhnya melalui rukun shalat, mulai dari i’tidal, rukuk, hingga SUJUD. Sujud adalah manefestasi dari bertasbih memuji dan mengingat kepada Allah. Dengan demikian antara sujud dan dan bertasbih adalah satu kesatuan yang erat yang tidak dapat dipisahkan, ia bagaikan keping mata uang logam yang membentuk satu kesatuan pada kedua belah sisinya. Sujud sendiri merupakan wujud tawadhunya makhluk kepada sang khalik (Allah SWT). Hal ini ditegaskan Allah dengan firman-Nya dalam Al Quran:

Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (QS 16. An Nahl [16]: 49)”

Bukankah ketika kita sujud (shalat) kita selalu bertasbih memuji dan memulyakan Allah yang Maha Suci dan Maaha Tinggi. Bahwa hanya Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Tinggi disini dalam arti kekuasaan dan keperkasaannya yang melebih seluruh alam semesta ini.

Dengan sujud, bukan saja kita telah berupaya mengenal diri kita sendiri sebagai hamba Alllah, tetapi kita juga berupaya mengenal Allah dan segala ciptaan-Nya di alam semesta ini. Hal ini erat kaitannya untuk memahami untuk apa kita diciptakan Allah, dan untuk apa pula alam semesta ini diciptakan Allah.

Banyak sekali orang yang justru tidak mampu menjawab menjawab pertanyaan sederhana ini, yakni untuk apa kita diciptakan dan untuk apa alam semesta ini diciptakan? Padahal bagi seorang Muslim, jawabannya begitu mudah. Jawabannya ada didalam Al Quran surah Adz Dzariyat [51] : 56, yakni:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Inilah kenyataan yang diketahui oleh setiap Muslim yang benar-benar memahami hakikat eksistensinya di dunia ini. Allah tidak menciptakan kita sekedar untuk mengeksploitasi alam semesta, atau sekedar makan dan minum serta kawin, hingga meninggal dunia. Allah menciptakan manusia agar manusia selalu mengenal dan bertasbih hanya kepada-Nya. Sungguh kasihan orang yang meninggal dunia, tanpa sempat mengenal Tuhannya dan tidak sempat sama sekali SUJUD menyembah Tuhan-nya .

Fenomena dan perilaku alam semesta ini menurut observasi kita, seolah-olah random atau acak, tidka terlihat terlalu istimewa. Padahal tidkalah demikian, alam semesta ini dalam kondisi teratur, tertib dan tidak acak. Ia secara universal tunduk kepada hukum yang ditetapkan Allah. Semua tunduk kepada sunatullah harus SUJUD dan ber-TASBIH. Tradisi Tasbih dan sujud mengelilingi pusaran kehidupan dan sumber pemberi kehidupan.

Dengan demikian berangkat dari latar belakang keyakinan yang sama dapat kita simpulkan bawa langit beserta isinya, bumi beserta seluruh isinya, hewan, tumbuhan, benda padat, gas, cair bahkan bayang-bayang pun ikut SUJUD akepada Allah. Allah berfirman dalam Al Qauran:.

“Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. (QS 13. Ar Ra'd [13]: 15)”

Secara umum kehidupan manusia yang beriman berkeyakinan kepada kredo Tauhid akan selalu bertasbih dan sujud yang dimanefestasikan dalam menegakkan shalat (sujud menyembah Alah).

Dengan demikian berangkat dari keimanan yang sama dapat dikatakan bahwa langit dan segala isinya (universum) pada hakekatnya juga melakukan shalat, dan bentuk shalat mereka hanya Allah sajalah yang tahu.

Dalam Al Quran Surat An-Naml (27) ayat 25, Allah berfirman: “Apakah tidak sujud kepada Allah yang mengeluarkan rahasia Samawat dan Bumi serta mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

Di samping itu dikatakan pula bahwa baik yang di Samawat maupun yang di Bumi ini banyak yang patuh kepada Allah ditandai adanya “sujud kepada Allah” maka sudah bisa dipastikan bahwa yang sujud kepada Allah di Samawat itu pastilah manusia seperti halnya kita ini.

Maka tidak diragukan lagi bahwa memang benar pada setiap Samawat (planet-planet) itu telah berkembang masyarakat manusia dan juga berbagai binatang dari berbagai jenis. Dengan keterangan demikian orang masih juga akan berusaha untuk mengelak dengan mengatakan bahwa katanya yang sujud itu bukannya manusia tapi para Malaikat, karena kata mereka ayat yang berbunyi “MAN” itu belum tentu berarti “MANUSIA”. Baiklah memang untuk menundukkan OTAK di kepala yang memang suka bersikap “ANGKUH” itu haruslah dengan menjernihkan “HATI NURANI”.